Bab 69
"Tanya ke Sandi, dia juga nggak mau bilang."
Jimmy menggendong Wulan, dan menatap Sandi dari kejauhan.
Sandi tanpa sadar bersembunyi di belakang temannya.
Jimmy masih belum tahu apa yang sebenarnya dikatakan Sandi pada Wulan, jadi dia pun belum bisa menegurnya.
Akhirnya, dia mengalihkan pandangannya, lalu mengangkat Wulan.
Suara Jimmy jarang-jarang selembut ini. "Kenapa Wulan nggak senang, ya?"
Ketika tidak ditanya, anak itu diam saja. Namun, begitu ditanya, air mata Wulan langsung jatuh satu per satu.
Matanya yang bulat dan bening kini penuh air mata, terlihat sangat menyedihkan.
Wulan tidak menjawab, hanya menunduk di pelukan ayahnya sambil menangis.
Jimmy dengan lembut menepuk-nepuk punggung Wulan, lalu melemparkan pandangan meminta tolong ke arahku.
Aku pun langsung merentangkan tangan ke arah Wulan. "Sini, Mama peluk."
Begitu mendengar suaraku, Wulan malah memalingkan wajah, tidak mau menyapaku.
Padahal sebelumnya dia sangat lengket denganku.
Namun, hari ini dia tidak mau memeduli

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda