Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 72

Aku panik dan buru-buru menyeka air matanya. "Kok tiba-tiba minta maaf seperti ini?" Wulan memelukku erat. "Aku seharusnya nggak mengabaikan Mama ... " Suaranya sangat lembut, terdengar manja. Aku mengelus rambutnya pelan. "Tapi, kamu juga manusia, kamu juga bisa punya perasaan." Sambil berkata begitu, aku memeluknya dan mendudukkannya di pangkuanku, menatap matanya lalu bertanya dengan serius, "Sekarang boleh nggak Mama tahu, sebenarnya apa yang dikatakan Sandi ke kamu?" Wulan tampak bimbang cukup lama, lalu berkata juga, "Dia bilang, Mama datang ke rumah kami untuk jadi ibuku hanya karena ingin membuat dia kesal." "Begitu dia memaafkan Mama, Mama akan segera kembali padanya dan terus jadi ibunya." "Lalu, Mama nggak mau aku lagi." Bagi anak sekecil Wulan, dia belum bisa membedakan apakah kata-kata orang lain itu benar atau tidak. Yang dia tahu hanyalah mengikuti pemikiran orang yang mengatakannya ... Dia sangat menyukai ibunya. Kalau suatu hari ibunya meninggalkannya, dia pasti akan s

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.