Bab 77
Jimmy menatapku.
Aku menggeleng padanya.
Jimmy pun langsung diam.
"Kok tiba-tiba galak begitu?" Wulan belum tahu apa yang terjadi, dia hanya merasa ayahnya seperti hendak memarahinya.
Namun, setelah memanggil namanya, sang ayah justru tidak berkata apa-apa lagi.
Wulan dengan manja berkata, "Aku cuma sayang Mama."
Aku mengelus lembut rambutnya. "Kalau begitu, bagaimana kalau Wulan mulai belajar bicara dengan orang lain di sekitarmu?"
"Asal kamu bisa mulai berani bicara dengan orang lain, Mama akan coba melamar jadi guru di sekolahmu."
Saat berbicara denganku, Wulan sudah sama sekali tidak berbeda dari anak normal,
Namun, selain denganku dan Jimmy, dia tetap tidak mau bicara pada siapa pun.
Tidak peduli seberapa besar keinginannya untuk berbagi.
Gadis kecil ini selalu menahan diri.
"Mama ... " Wulan berkata lirih dengan nada kecewa, "Aku nggak bisa."
Aku juga paham betapa sulitnya hal ini baginya. "Nggak apa-apa."
Wajah Wulan menempel erat di dadaku dan menghela napas dalam-dalam.
Dia be

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda