Bab 80
Begitu kata-kata itu selesai diucapkan.
Air mata yang memenuhi mata Sandi langsung jatuh ke lantai.
Dengan suara nyaring, dia berkata, "Nggak!"
"Kamu bukan ibunya Wulan!"
"Kamu itu ibuku!"
Sambil berkata begitu, Sandi berjalan ke arahku.
Aku memandang wajahnya yang tampak menyedihkan, tetapi tanpa sadar, yang terlintas di benakku justru ekspresinya ketika dia pernah berkata bahwa dia menyukai Jenny, dan ingin Jenny menjadi ibunya.
Aku sama sekali tidak merasakan sedikit pun simpati.
Sebaliknya, aku justru merasa geli. "Sandi, kamu harus bertanggung jawab atas pilihanmu sendiri."
"Karena kamu sudah memilih untuk nggak mau aku, dan mau menjadikan Jenny ibumu."
"Jadi ... "
"Nggak peduli bagaimana pun perlakuannya padamu, itu pilihan kamu sendiri, dan kamu harus menanggung akibatnya."
Tangis Sandi makin keras. "Nggak, aku masih anak-anak ... "
Dia menggeleng. "Sebelum membuat pilihan itu, aku nggak tahu apa akibatnya!"
"Kamu ibuku, jadi kamu seharusnya memaafkan aku tanpa syarat!"
Melihat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda