Bab 93
Suara Jimmy rendah, dan di malam yang sunyi ini, terdengar makin tenang dan menggugah.
Aku mengangguk. "Baik."
...
Kembali ke kamar tidur, Wulan melihatku datang lalu bergumam pelan, "Dia selalu begitu setiap kali."
"Dia pasti datang saat aku sedang tidur, lalu mengajakku mengobrol."
"Aku nggak bisa bicara, dia malah memarahiku, katanya aku anak bisu ... "
Wulan makin lama makin sedih. "Dia juga bilang aku ini beban. Kalau bukan karena aku, Papa pasti sudah mau cari istri."
Air matanya menetes besar-besar.
Aku menyeka air matanya dengan lembut. "Papa nggak mau menikah itu karena memang dia nggak mau."
Wulan menatapku kosong. "Benarkah?"
"Tentu saja." Aku tersenyum menenangkannya. "Kalau dia bertemu orang yang dia sukai, dia pasti akan sangat mau menikah."
"Jadi, itu bukan salah Wulan, mengerti?"
Wulan mengangguk.
Aku pun mengambil buku cerita dan lanjut membacakannya.
Mungkin karena ceritanya sangat menarik, atau mungkin karena beban besar di hatinya akhirnya terangkat ...
Malam ini, d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda