Bab 20
Laticia tersenyum canggung. Dia mengatupkan bibir dan berkata pelan setelah berpikir sejenak, "Kalau begitu aku ngomong terus terang saja. Waktu itu aku memang salah masuk kamar, itu salahku. Aku tahu permintaanku padamu agak banyak, tapi kamu bilang aku harus sedia kalau dipanggil dan aku sudah setuju! Tapi setelah itu kamu justru memakai berbagai alasan mencariku!"
"Aku sudah bayar utang budi yang kamu minta. Kita sama-sama orang dewasa, aku nggak mau perhitungan denganmu untuk masalah ini."
Dia meremas jari dan menatap Enzo dengan hati-hati.
"Jadi ...."
"Kamu masih mau perhitungan denganku? Laticia, aku pernah bilang nggak, kalau hak penjelasan terakhir ada di aku? Aku yang memberi utang, aku yang menentukan." Tatapan Enzo sedingin es di atap musim dingin.
Tajam dan dingin, bisa menusuk orang sampai mati.
Dia menatap Laticia dengan dingin. Tatapan matanya penuh penilaian.
Tidak peduli trik apa pun yang dipakainya ....
Mau melunasi utang dan pergi, itu tidak mungkin.
"Eh, hehe! Iya,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda