Bab 21
Rasa sesak itu seperti kawat berduri yang melingkar di lehernya.
Setiap kata yang dia ucapkan adalah peringatan. Dia bukan pengecualian, hanya mainan sesaat. Dia tidak punya hak mengajukan syarat.
Saat dia bosan, Laticia bahkan tidak perlu memikirkan cara untuk pergi, dia yang akan membuangnya.
Enzo memegang tangan Laticia, menyendokkan sesendok sup dan menyuap ke mulut Enzo sendiri.
"Sup yang kamu buat ini sama seperti kamu, sangat segar."
"..."
Dia kelinci kecil peliharaanku.'
Itu kalimat yang pernah dia ucapkan dan Laticia berpikir itu hanya bercanda. Tapi ketika dihubungkan dengan semua kalimat tadi, dia baru paham kalau itu bukan gurauan. Itu kejujuran yang diucapkan saat mabuk.
Penglihatan Laticia langsung berkabut. Dia yang mempermalukan dirinya sendiri.
Makan malam ini terasa sangat menyiksa baginya. Sementara Enzo menghabiskan makanannya sampai bersih. Pada akhirnya dia hanya meninggalkan pujian kalau masakannya lumayan.
Ucapan itu sangat ringan seperti sehelai bulu yang menya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda