Bab 3
Stefan tentu bisa menebak alasan Valentina melarikan diri ke luar negeri dulu. Pria itu bukan orang bodoh.
Meski selama ini dia selalu melampiaskan amarahnya padaku, di lubuk hatinya dia lebih tahu dari siapa pun ... Valentina takut operasi cangkok jantung Stefan gagal dan pria itu tidak bisa hidup lama.
Valentina dimanjakan olehnya, dan tidak ingin menikah dengan orang yang akan segera mati, apalagi menjalani hidup sebagai janda!
Harus diketahui, Keluarga Baskoro berdiri di puncak piramida kekuasaan, dan Stefan adalah satu-satunya pewaris Keluarga Baskoro. Menyebutnya sebagai Putra Mahkota Keluarga Baskoro pun tidak berlebihan.
Kalau sampai Stefan mati, Keluarga Baskoro tidak akan mengizinkan istrinya menikah lagi!
Selama tiga tahun ini, akulah yang menemani Stefan, merawatnya, dan menjadi tempat pelampiasannya.
Dengan susah payah aku membuatnya jatuh hati. Sekarang Valentina kembali untuk memetik hasilnya. Apa aku akan rela?
Kenangan masa kecil bersama tentu saja manis.
Namun, ketulusan di saat tersulit, bukankah itu juga menggugah hati?
Kejadian aku "diberikan" pada Hans itu dilakukan Stefan bukan hanya untuk membuktikan pada Valentina, tetapi juga untuk membuktikan pada dirinya sendiri.
Dia tidak mau mengakui bahwa dia telah jatuh cinta padaku, dan mengira dengan menyerahkan aku pada orang lain, dia bisa melepaskan aku.
Untungnya, aku sudah lama menyiapkan jaringku sendiri, perlahan-lahan menjebaknya dengan kelembutan dan ketulusanku.
Pada akhirnya, dia tetap tidak tega.
Di tengah hujan badai, aku berteriak keras dengan sengaja agar Valentina yang ada di balkon bisa mendengarnya. Lalu, aku buru-buru menutup mulut dan berkata, "Maaf, Kak Stefan, aku nggak bisa menahannya."
Di dalam mobil yang sempit itu, Stefan malah tertawa pelan. "Nggak apa-apa, teriak saja, aku suka dengarnya."
Sesaat kemudian, dia menunduk dan mencium mataku. "Sheila, apa ada yang pernah bilang padamu, matamu ini ... terlihat nggak punya hati."
"Kamu selalu bilang mencintaiku, tapi sudah tiga tahun, Sheila, aku tetap nggak percaya ... Aku selalu merasa kamu mendekatiku karena punya tujuan lain."
Aku hampir panik, buru-buru menunduk menyembunyikan emosiku, suaraku terdengar sangat terluka. "Lalu, Kak Stefan, aku harus bagaimana agar kamu percaya?"
Dia adalah orang yang berkuasa, penuh perhitungan dan pikirannya sulit ditebak. Meski aku menyembunyikan semuanya dengan sangat hati-hati, dia tetap saja menemukan celahnya.
Tentu saja aku punya tujuan mendekatinya.
Aku memang terlahir sebagai perempuan licik, tetapi bukan perempuan murahan!
Stefan tidak menjawab, hanya menarikku lagi masuk ke dalam pelukan dan kembali larut bersamaku.
Dengan tubuh lelah, aku kembali ke rumah Keluarga Jayadi.
Begitu masuk rumah, aku langsung dikepung para pelayan atas perintah kedua orang tua Valentina.
Valentina membawa sekotak pil KB dan dengan paksa memasukkannya ke mulutku, memaksaku untuk menelannya.
Begitu aku menelan, dia langsung menendangku hingga jatuh ke lantai. "Sheila Lukito, jangan lupa siapa dirimu! Kamu cuma orang yang kami bayar untuk berpura-pura!"
Benar, dari awal sampai akhir, aku bukan anak haram Keluarga Jayadi.
Dulu, ketika Valentina kabur ke luar negeri, Keluarga Baskoro sangat murka. Keluarga Jayadi tidak sanggup menanggung akibatnya, tetapi juga tidak tega menyerahkan anak mereka yang masih muda. Mereka takut Stefan akan mati.
Jadi, mereka diam-diam membayar seseorang untuk berpura-pura jadi anak haram yang dikirim ke sisi Stefan sebagai kambing hitam.
Dan kambing hitam itu adalah aku.
Tiga tahun berlalu, Stefan masih hidup dan sehat. Operasi cangkok jantungnya sukses, dan kini Valentina bisa pulang dengan tenang.
Sedangkan aku, kambing hitam ini, harus segera angkat kaki.
Dari awal sampai akhir, aku adalah Sheila Lukito, bukan Sheila Jayadi.
"Sheila, kami akan kirim kamu ke luar negeri, dan akan mentransfer sisa uangnya juga."
Pak Markus berkata dengan dingin, sementara Bu Helen diam-diam memperingatkan aku, "Cuma karena orang-orang mengira kamu anak Keluarga Jayadi, Pak Stefan mau mempertahankan kamu di sisinya! Kalau dia tahu kamu hanya yatim piatu, dia pasti nggak akan pertahankan kamu ... "
"Sheila, kamu sudah menipunya selama tiga tahun. Kalau dia tahu, dia pasti nggak akan maafkan kamu! Kami kirim kamu ke luar negeri dan kasih uang tambahan, itu saja sudah lebih dari cukup. Sebaiknya kamu segera singkirkan pikiran yang nggak seharusnya!"