Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

Tatapan pria itu menunjukkan gairah yang tak wajar. Dia dengan kasar membelenggu kedua tanganku ke belakang, menekan wajahku ke dinding dan tubuhku membelakanginya. Lalu, dengan satu tangan, dia merobek stokingku. Apa yang harus kulakukan .... Aku memejamkan mata pasrah, hanya berharap serangannya tidak terlalu kejam. Saat aku sudah bersiap, dokter itu tiba-tiba berbicara. "Telepon suamimu." Aku terkejut, seolah melihat secercah harapan. Namun begitu panggilan tersambung, dia merebut ponselku. "Aku benar-benar ingin dia tahu wanita seperti apa yang sudah dinikahinya ...." Suara suamiku yang familier terdengar dari ponsel. Seketika aku hancur dan menangis. Tapi aku tak bisa mengucapkan sepatah kata pun .... "Sayang, kenapa pulang kerja larut sekali hari ini?" Pria di belakangku mencibir, ujung jarinya dengan sengaja menyentuh kulitku, membangkitkan sensasi yang membuat tubuhku menegang. Aku ingin menangis, suaraku mulai tersendat dan bergetar. "Ka ... karena ...." Dia memahami kondisiku, dia yang paling tahu dalam keadaan seperti apa aku akan bereaksi. Sedangkan aku sama sekali tak mampu melawan. "Karena ... le ... lembur. Ah ...." Rasa bersalah dan hina tiba-tiba menyeruak dari lubuk hatiku, tapi sialnya aku sangat menikmatinya! Tanpa sadar, jari-jari kakiku menegang dan aku berusaha sekuat tenaga menahan suara. "Sayang, kenapa suaramu terdengar begitu lemah? Perlu aku jemput?" "Ng ... nggak perlu." Napas dokter pria itu terasa di telingaku, sensasi aneh seketika menyebar ke seluruh tubuhku. Saraf-sarafku bergetar hebat di luar kendali. "Aku akan segera pulang, tak perlu menjemputku." "Baik." Sesaat kemudian, suamiku menutup telepon dan aku kehilangan secercah harapan terakhirku. Tangan besarnya mencengkeram pinggangku dengan kuat. Dia membisikkan kata-kata gila di telingaku. Aku berusaha melepaskan diri, tapi dia terlalu kuat. Namun tepat ketika aku mendengar suara ritsleting di belakangku, Tiba-tiba sekelompok orang masuk ke gang itu. Dari suaranya sepertinya mereka hanya kebetulan lewat, tapi itu sudah cukup. Pria itu mengumpat pelan, menutupi wajahnya dan segera meninggalkan tempat itu.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.