Bab 95
Sandi tidak akan pernah mendengarnya lagi.
...
Di ruang tamu.
Lampu masih menyala.
Jenny melihat Ivan bermain dengan riang. Suasana hatinya pun jadi sangat baik, lalu dia melirik ke arah kamar Sandi.
Dia pura-pura bertanya dengan perhatian, "Aku lihat Sandi sepertinya nggak senang. Sigit, kamu mau ke sana dan tanyakan?"
Sigit menjawab tanpa berpikir, "Nggak perlu."
Jenny mengangkat alis, lalu menyandarkan dagunya di tangan dan menatap Sigit.
Dulu, dia selalu terang-terangan bersikap buruk pada Sandi, menunjukkan wajah tidak senang padanya.
Namun, sekarang kelihatannya ...
Memang Sandi yang salah.
Senyum di wajah Jenny makin lebar.
Seperti hari ini, katanya membeli mainan untuk Sandi, tetapi setelah sampai rumah, Ivan bilang ingin main.
Maka Sandi harus menyerahkan mainan itu ke Ivan, kalau tidak, Sigit akan menegurnya demi menjaga keharmonisan rumah tangga.
"Papa." Ivan mulai mengantuk, tetapi masih menatap mainan dengan enggan. "Aku mau tidur, tapi aku juga masih mau main ... "
Sigit

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda